Aksi Mahasiswa Tolak RUU TNI, Simpang Ciceri Serang Macet Total

Simpang Ciceri, Serang, lumpuh total akibat aksi demonstrasi mahasiswa menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI. Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Banten tumpah ruah ke jalan, menyuarakan aspirasi mereka. Aksi ini menyebabkan kemacetan parah di salah satu titik vital kota Serang, mengganggu aktivitas masyarakat.

Mahasiswa membawa berbagai spanduk dan poster berisi tuntutan. Mereka menyuarakan kekhawatiran terhadap sejumlah pasal dalam RUU TNI yang dinilai berpotensi mengembalikan dwifungsi ABRI. Mereka mendesak pemerintah dan DPR untuk mencabut atau merevisi pasal-pasal kontroversial tersebut demi menjaga demokrasi.

Koordinator aksi menyatakan bahwa tujuan utama demonstrasi adalah untuk melindungi reformasi TNI. Mereka khawatir RUU ini akan memberikan kewenangan yang terlalu luas kepada TNI di luar fungsi pertahanan. Mahasiswa berjanji akan terus menyuarakan penolakan hingga aspirasi mereka didengar oleh pembuat kebijakan.

Kemacetan panjang tak terhindarkan, membuat pengendara terjebak berjam-jam. Banyak pengguna jalan yang mengeluhkan terhambatnya perjalanan mereka. Meskipun demikian, sebagian masyarakat menunjukkan pemahaman terhadap tujuan aksi mahasiswa, menyadari pentingnya mengawal setiap kebijakan publik.

Aparat kepolisian disiagakan untuk mengamankan jalannya demonstrasi dan mengurai kemacetan. Negosiasi antara perwakilan mahasiswa dan pihak berwenang sempat terjadi, namun mahasiswa bersikukuh untuk tetap bertahan menyuarakan tuntutan mereka hingga ada respons yang konkret.

Aksi mahasiswa ini menjadi bukti bahwa masyarakat sipil, khususnya pemuda, memiliki peran penting dalam mengawal proses legislasi. Mereka menunjukkan kepedulian terhadap masa depan bangsa dan menginginkan tata kelola pemerintahan yang transparan dan akuntabel tanpa adanya militerisasi.

Dampak dari macet total di Simpang Ciceri ini juga dirasakan oleh sektor ekonomi lokal. Banyak toko dan usaha yang terdampak karena akses terbatas. Namun, mahasiswa percaya bahwa dampak jangka panjang dari RUU yang cacat akan lebih besar daripada kerugian sesaat ini.

Dengan terus menyuarakan penolakan, mahasiswa berharap RUU TNI dapat ditinjau ulang secara komprehensif. Mereka ingin memastikan bahwa setiap regulasi yang dibuat benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat dan menjaga sendi-sendi demokrasi. Aksi ini adalah suara kritis dari kaum muda.